Prof Wawan Wahyuddin

Strategi Rebranding PTKIN: Membangun Citra Inklusif dan Modern

Tulisan ini mengangkat isu penting tentang positioning atau citra Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), khususnya Universitas Islam Negeri (UIN), yang masih terkendala dalam menarik minat mahasiswa baru dan memperluas pangsa pasar. Di bawah ini adalah analisis dan solusi terhadap beberapa poin kritis yang disoroti:

Kritik:

  1. Keterbatasan Citra Islami: Artikel menyoroti bahwa UIN masih dianggap terlalu terfokus pada kajian Islam, sehingga terlihat eksklusif dan kurang menarik bagi calon mahasiswa non-Muslim atau yang mencari program studi non-agama.
  2. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat: UIN belum mampu memperluas target pasar dan masih mengandalkan ceruk lokal serta alumni dari latar belakang pendidikan Islam tradisional.
  3. Kekhawatiran Hilangnya Identitas Agama: Ada kekhawatiran bahwa upaya rebranding yang dimaksudkan untuk memperluas basis mahasiswa dan meningkatkan daya tarik akan menghilangkan fokus pada kajian Islam, yang merupakan identitas utama PTKIN.

Solusi:

  1. Rebranding yang Bijaksana: Meskipun menyingkirkan huruf “I” dari UIN mungkin terlalu drastis, PTKIN dapat mempertimbangkan strategi rebranding yang lebih bijaksana. Misalnya, menekankan pada citra inklusifitas dengan menjelaskan bahwa meskipun berbasis Islam, UIN menyediakan program studi yang mencakup berbagai bidang keilmuan.
  2. Pengembangan Program Studi Umum: PTKIN perlu terus mengembangkan dan memperkuat program studi non-agama untuk menjangkau calon mahasiswa dari berbagai latar belakang. Ini dapat melibatkan kolaborasi dengan perguruan tinggi umum, mengundang dosen dari berbagai disiplin ilmu, dan menyediakan fasilitas dan dukungan untuk penelitian di berbagai bidang.
  3. Integrasi Kajian Agama dan Ilmu Umum: Alih-alih memisahkan kajian agama dan ilmu umum, PTKIN dapat memperkuat integrasi keduanya. Misalnya, dengan mengembangkan program studi interdisipliner yang menawarkan pendekatan holistik terhadap pemahaman dunia, yang menggabungkan perspektif agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Pengembangan Alumni dan Jaringan Industri: PTKIN dapat meningkatkan kerjasama dengan industri dan lembaga profesional untuk memfasilitasi peluang kerja bagi lulusannya di berbagai sektor. Ini akan membantu meningkatkan reputasi akademik PTKIN dan menciptakan pemahaman yang lebih luas tentang kontribusi mereka dalam masyarakat.
  5. Kampanye Pemasaran yang Efektif: PTKIN perlu mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan visibilitasnya di antara calon mahasiswa. Ini bisa melibatkan kampanye online, kerjasama dengan agen pendidikan, serta kegiatan promosi di berbagai acara pendidikan dan karier.

Dengan mengimplementasikan solusi-solusi ini, PTKIN dapat meningkatkan positioning dan citranya di mata publik serta menarik minat calon mahasiswa dari berbagai latar belakang, sambil tetap mempertahankan identitas dan nilai-nilai Islam yang menjadi landasan utamanya.

https://wawanwahyuddin.com

One comment

  1. Iwan Falahudin

    Masya’a Allah, sungguh analisis yang tajam bak silet, dan solusi yang akurat serta inspiratif.
    Semoga tulisan ini semakin membuka wawasan khalayak umum bahwa UIN atau PTKIN adalah salah satu lembaga pendidikan terbaik yang terbuka bagi semua pihak, apa pun latar belakangnya. Barokalloh.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*