Prof Wawan Wahyuddin

Meneladani Komunikasi Positif dari Kisah Ibrahim dan Ismail dalam Pendidikan

Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan putranya, Nabi Ismail a.s., yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Shaffat ayat 101-111, merupakan salah satu cerita inspiratif yang mengandung banyak pelajaran berharga. Salah satu aspek penting yang dapat dipetik dari kisah ini adalah pola komunikasi positif yang dapat diterapkan dalam pendidikan, terutama antara orang tua dan anak.

Dialog Penuh Keterbukaan dan Keikhlasan

Nabi Ibrahim a.s. memulai dialog dengan Nabi Ismail a.s. dengan jujur dan terbuka. Beliau menyampaikan mimpinya bahwa Allah SWT memerintahkan beliau untuk menyembelih Ismail. Sikap keterbukaan ini mencerminkan kepercayaan yang kuat antara ayah dan anak. Nabi Ibrahim a.s. tidak menyembunyikan apapun dan menyampaikan apa adanya, meskipun hal itu sangat sulit dan sensitif.

Respon Nabi Ismail a.s. pun tidak kalah menakjubkan. Ia menunjukkan sikap keikhlasan dan kesabaran yang luar biasa. Ismail memahami bahwa perintah tersebut berasal dari Allah SWT dan menunjukkan ketaatan penuh, meskipun itu berarti harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Komunikasi yang Demokratis dan Saling Menghargai

Dialog antara Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. juga mencerminkan pola komunikasi yang demokratis dan saling menghargai. Nabi Ibrahim a.s. tidak memaksakan kehendaknya, melainkan mengajak Ismail untuk berdialog dan mencari solusi bersama. Ini menunjukkan betapa pentingnya melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan, memberikan mereka ruang untuk menyuarakan pendapat dan perasaan mereka.

Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail a.s.

Kisah ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang pola komunikasi positif yang bisa diterapkan dalam pendidikan anak:

Keterbukaan dan Kejujuran: Orang tua hendaknya bersikap terbuka dan jujur dalam berkomunikasi dengan anak. Menyembunyikan informasi atau fakta penting, terutama yang sulit atau sensitif, hanya akan mengurangi rasa percaya anak kepada orang tua.

Saling Menghormati: Orang tua dan anak harus saling menghormati pendapat dan perasaan satu sama lain. Dengan menciptakan suasana dialog yang aman dan nyaman, anak akan merasa lebih bebas untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Kerjasama dan Musyawarah: Orang tua dan anak sebaiknya menyelesaikan masalah bersama melalui kerjasama dan musyawarah. Mendengarkan pendapat anak dan mempertimbangkannya dengan seksama sebelum mengambil keputusan adalah bagian penting dari proses ini.

Penanaman Nilai-Nilai Agama: Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. dapat dijadikan sarana untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, seperti ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan. Ini membantu anak memahami pentingnya menjalankan perintah Allah dan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama.

Refleksi Peran Keayahan dalam Al-Quran

Percakapan antara Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. juga menyoroti pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak. Menariknya, dalam Al-Qur’an, percakapan antara orang tua dan anak yang dicontohkan selalu antara ayah dan anak. Contohnya adalah dialog antara Luqman dan putranya (surah Luqman, 31:12-19), Nabi Ya’qub a.s. dan anak-anaknya dalam surah Yusuf, serta Nabi Nuh a.s. dan putranya (surah Hud, 11:42-43).

Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an mendorong semua ayah untuk memainkan peran aktif dan positif dalam pengasuhan anak. Ayah yang baik tidak hanya mendelegasikan tanggung jawab pengasuhan kepada ibu, tetapi juga turut serta secara aktif dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka.

Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. merupakan contoh teladan dalam pola komunikasi yang efektif dan penuh makna. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam kisah ini, orang tua dapat membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak dan membantu mereka berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan berakhlak mulia. Al-Qur’an memberikan landasan kuat bagi ayah untuk aktif terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak, memastikan mereka tumbuh dengan nilai-nilai agama yang kokoh.

https://wawanwahyuddin.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*