Prof Wawan Wahyuddin

Menjaga Kelestarian Alam untuk Kemakmuran dan Kehidupan Harmonis

Prof.Dr. Wawan Wahyuddin, M.Pd.,
Rektor UIN SMH Banten

Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa, mencakup daratan, lautan, dan udara yang menjadi tumpuan hidup bagi seluruh rakyatnya. Penting bagi kita semua untuk menjaga kelestarian alam ini agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran bersama. Upaya ini tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan ekosistem, tetapi juga untuk menciptakan harmoni di antara sesama penghuni bumi.

Pentingnya Menjaga Darat, Laut, dan Udara

Darat, laut, dan udara adalah sumber kehidupan yang harus dijaga kelestariannya. Sayangnya, ancaman terhadap kelestarian ini masih sering terjadi, salah satunya adalah kemunculan pagar di laut. Fenomena ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti di perairan Tangerang, Banten sepanjang 30 kilometer, yang juga ditemukan di Bekasi dan seberang Pulau C Jakarta Utara. Pembongkaran pagar laut di Banten menjadi salah satu prioritas utama karena dampaknya yang signifikan terhadap ekosistem laut setempat. Pagar ini tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mengganggu kehidupan nelayan yang bergantung pada sumber daya laut.

Atas perintah Presiden Prabowo Subianto, pemerintah bekerja sama dengan TNI untuk menertibkan pagar laut ini. Sekitar 600 anggota TNI Angkatan Laut, termasuk pasukan khusus seperti Kopaska, Marinir, dan Dislambair, telah dikerahkan untuk membongkar pagar tersebut. Proses pembongkaran dimulai pada 18 Januari 2025, dan meskipun sulit karena pagar sudah tertanam lama, ini menjadi langkah penting dalam memulihkan ekosistem laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Hal serupa juga perlu diterapkan di darat dan udara. Penyerobotan tanah dan pelanggaran wilayah udara harus dihindari karena tidak hanya mengancam kelestarian alam tetapi juga dapat memicu konflik di antara manusia. Kerja sama semua pihak diperlukan untuk menjaga keseimbangan ini demi kehidupan yang lebih harmonis.

ilustrasi gambar

Kurikulum Kehidupan Berbasis Arrahman (Cinta)

Mengatasi tantangan pelestarian alam membutuhkan pendekatan yang mendasar dan menyeluruh. Salah satu solusi yang relevan adalah menerapkan kurikulum kehidupan berbasis Arrahman (Cinta), sebuah gagasan yang diusung oleh Anregurutta (AG) Prof. Nasaruddin Umar. Kurikulum ini menekankan cinta sebagai inti dari kehidupan, yang dapat menciptakan harmoni antara manusia dengan sesama serta dengan alam.

Nilai-nilai dalam kurikulum ini meliputi:

  • Mencintai tanpa menghakimi: Memahami perbedaan tanpa prasangka.
  • Menyapa tanpa menyakiti: Memupuk keramahan dan kepedulian.
  • Mengundang tanpa menolak: Menciptakan inklusivitas bagi semua.

Deklarasi Istiqlal yang dicetuskan oleh Anregurutta juga mengingatkan kita akan pentingnya cinta dalam menghadapi ancaman dehumanisasi dan eksploitasi alam. Dengan cinta yang diwujudkan dalam tindakan nyata, masyarakat dapat belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kehidupan di sekitarnya.

Bersama Membangun Masa Depan yang Lestari

Menjaga kelestarian daratan, lautan, dan udara bukanlah tugas satu pihak saja. Pemerintah, masyarakat, TNI, serta lembaga pendidikan harus bekerja sama dalam menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan alam dan kesejahteraan manusia. Dengan menerapkan nilai-nilai cinta dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Mari jadikan cinta sebagai dasar dari setiap tindakan kita demi menciptakan dunia yang lebih harmonis, lestari, dan makmur untuk semua.

https://wawanwahyuddin.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*