Pemimpin Yang Humanis
Oleh Wawan Wahyuddin
Rektor UIN SMH Banten
Pimpinan lembaga pendidikan apa pun baik di tingkat RA, SD, MI, SMP, SLTA hingga perguruan tinggi tidak hanya menjadi manager tapi juga menjadi leader.
Namun bukan hanya sekadar manajer dan leader juga tapi mesti bertindak sebagai orangtua yang melindungi anaknya
Bagi seorang bapak kedua tempat dan situasi itu mesti bisa menjadi payung, misalnya saat anak ke luar negeri maka sebelum berangkat itu hendaknya harus diketahui oleh pimpinan.
Misalnya diketahui di mana negaranya, siapa dubesnya, di mana tinggalnya, nomor kontak anak-anaknya sehingga diketahui oleh pimpinan dan orangtua.
Hal itu untuk memudahkan dan memberikan perlindungan secara menyeluruh bagi anak-anak kita yang berada di luar sana, apalagi kelas internasional.
Ini sempat pernah terjadi saat mahasiswa di salah satu perguruan tinggi melaksanakan kegiatan mahasiswanya mengalami kecelakaan kemudian pimpinan kampus itu yang ditanyakan segala sesuatunya, kenapa hal itu terjadi dan tidak diantisipasi jauh sebelumnya.
Sebelum keberangkatan kemanapun anak-anak kita, apakah mau camping, kuliah ke luar negeri, kelas internasional maka harus dibekali medannya seperti apa, harus berbuat apa.
Itu penting agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tidak hanya menjadi manajer dan leader saja, tapi pimpinan itu juga harus menjadi payung bagi keselamatan anak-anak kita.
Termasukk bertindak menjadi orangtua saat mahasiswa kesulitan dana untuk kuliah. Pimpinan di berbagai tingkatan mulai dari rektor, dekan, kajur, direktur pasca harus bergerak bersama mencari solusi.
Dengan cara mendata mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan dana. Setelah data lengkap, asal daerah, maka kita harus mengkomunikasikan kepada pimpinan daerah masing-masing.
Sebab pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Itulah fungsi pimpinan, jadi tidak hanya sebagai manajer, leader tapi bisa sebagai orangtua yang melindungi anak didiknya, santri sehingga tidak terputus perkuliahannya.
Dan mohon yang mengambil kebijakan di tingkat kota kabupaten, kecamatan hingga desa kelurahan agar bisa berkolaborasi dan bersinergi jangan sampai kehilangan generasi pecinta ilmu.***
sumber: kabarfajar