Ketahanan Pangan Perspektif Surah Al Quraisy
Oleh Wawan Wahyuddin
Rektor UIN SMH Banten
Surah Al Quraisy menuntun negara agar hadir dalam turut serta mensejahterakan warganya agar tidak kelaparan. Untuk mengatasi kelaparan maka ketahanan pangan merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolak lagi. Ada tiga tuntutan negara agar bisa hadir berdasarkan surah Al Quraisy.
Pertama, warga negara dituntun agar beribadah sesuai dengan keyakinannya. “Fal y’abudu rabba haazal-bait.” Artinya, Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah).
Kedua, negara harus hadir dalam mengatasi kesenjangan sosial, menjamin kesejahteraan warganya. Negara juga harus hadir dalam menjamin keamanan. “Allazi at’amahum min ju’inw-wa-aamana hum min khawf.” (artinya, yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan).
Untuk menjaga keamanan dalam beribadah, menjaga keamanan warga dalam hal kesehatan negara perlu berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan.
Salah satu upaya untuk memperkuat itu mesti diberi contoh oleh para pemilik kebijakan sebagaimana sudah dicontohkan oleh Pj Gubernur Banten Al Muktabar.
PJ Gubernur di depan pendopo lama sudah ditanami talas. Itu bagus dan harus dicontoh oleh kepala OPD Pemprov Banten, kepala sekolah di Banten. Jangan sampai ada lahan kosong, lahan tidur yang tidak bermanfaat bagi ketahanan pangan.
Begitu juga kebun-kebun jangan dibiarkan terbelengkalai tidak produktif. Mestinya dinas pertanian provinsi dan kabupaten kota keliling mendata lahan kosong di kabupaten kota.
Setelah data lengkap, baru negara memberikan bibit untuk ditanam di lahan kosong itu, sehingga dalam jangka menengah dan panjang ketahanan pangan kita semakin bertahan.
sumber: kabarfajar