Prof Wawan Wahyuddin

Sambut Harlah Pancasila di Era Global

Pada 1 Juni 2024, Indonesia kembali memperingati Hari Lahir Pancasila, sebuah momen bersejarah yang menandai lahirnya ideologi bangsa. Di era globalisasi yang penuh dinamika ini, nilai-nilai Pancasila semakin relevan sebagai kompas penuntun dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang kita hadapi.

Di tengah arus globalisasi yang deras, nilai-nilai Pancasila bagaikan paku bumi yang menjaga keutuhan bangsa. Setiap sila dari Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan arah bangsa kita. Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi landasan moral bagi seluruh tindakan dan keputusan, mengajarkan tentang pentingnya spiritualitas dan etika dalam kehidupan berbangsa. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mengingatkan kita untuk selalu bersikap adil dan berperilaku beradab dalam segala situasi. Persatuan Indonesia memperkuat rasa nasionalisme, meneguhkan komitmen terhadap kesatuan dan keutuhan negara di tengah perbedaan. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menjunjung tinggi demokrasi, memastikan bahwa setiap keputusan diambil melalui musyawarah yang bijak. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia bertujuan mewujudkan kesejahteraan bersama, memperhatikan keadilan ekonomi dan sosial bagi semua lapisan masyarakat.

Namun, di era globalisasi ini, Pancasila juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Ideologi asing, radikalisme, konsumerisme, dan polarisasi masyarakat menjadi ancaman yang perlu kita waspadai. Pengaruh ideologi radikal dan ekstrem mudah tersebar melalui media informasi yang dapat diakses oleh seluruh anak bangsa. Paham-paham ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dapat mengancam stabilitas serta keutuhan bangsa. Selain itu, arus konsumerisme yang kuat mendorong masyarakat untuk mengutamakan materi dan gaya hidup hedonis. Hal ini dapat mengikis nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan kesederhanaan yang diusung oleh Pancasila. Di tengah gempuran ideologi asing, intensitas pembelajaran Pancasila di sekolah dan masyarakat mengalami penurunan. Kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila membuat generasi muda lebih tertarik pada ideologi lain yang disajikan dengan lebih menarik melalui media digital.

Globalisasi yang deras membawa eksklusivisme sosial yang mengarah pada politisasi identitas, polarisasi, dan fragmentasi sosial berbasis SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Hal ini dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, yang bertentangan dengan semangat Persatuan Indonesia dalam Pancasila. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Generasi muda perlu dibekali dengan nilai-nilai Pancasila agar mampu menghadapi arus globalisasi dengan baik dan tidak terpengaruh oleh ideologi asing yang merusak.

Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum serta menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.

Memperkuat Pancasila di era global dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, memperkuat pendidikan Pancasila di sekolah dan komunitas untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Pendidikan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan menarik, agar generasi muda dapat memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dengan baik. Kedua, memaksimalkan penggunaan teknologi untuk menyebarkan informasi dan edukasi tentang Pancasila kepada masyarakat luas. Kampanye melalui media sosial, aplikasi edukatif, dan platform digital lainnya dapat menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda. Ketiga, para pemimpin bangsa harus menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan yang berlandaskan Pancasila akan menginspirasi rakyat untuk mengikuti jejak yang sama. Keempat, memperkuat budaya dialog dan musyawarah untuk menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai dan bermartabat. Melalui musyawarah, setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang adil dan bijaksana. Kelima, menggiatkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Gotong royong sebagai warisan budaya harus terus dipupuk dan dikembangkan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.

Di tengah era globalisasi yang penuh tantangan, Pancasila menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Nilai-nilai Pancasila yang luhur harus terus dijaga dan diamalkan oleh seluruh komponen bangsa. Dengan semangat persatuan dan kesatuan, Indonesia akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan membangun masa depan yang gemilang.

Menyambut Hari Lahir Pancasila di era global, kita diingatkan kembali akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai bangsa yang besar dengan sejarah yang kaya, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan beradab. Pancasila adalah panduan kita untuk mencapai tujuan tersebut, menjaga persatuan, keadilan, dan kemanusiaan di tengah arus globalisasi yang terus berubah.

Marilah kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita terhadap Pancasila. Bersama-sama, kita jaga dan amalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Dengan Pancasila sebagai pedoman, kita yakin bahwa bangsa Indonesia akan tetap teguh berdiri dan siap menghadapi segala bentuk tantangan global.

Selamat Hari Lahir Pancasila!

https://wawanwahyuddin.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*