Indonesia sebagai Teladan Dunia dalam Menciptakan Harmoni Beragama
Kunjungan Grand Syekh Al-Azhar, Ahmed at-Tayyeb, ke Indonesia menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh negara ini dalam menciptakan dan memelihara harmoni beragama. Dalam orasi ilmiahnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Grand Syekh menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap Pemerintah Indonesia atas upaya mereka dalam menyatukan perbedaan dan mempromosikan toleransi beragama.
Toleransi dan Keberagaman: Dasar dari Harmoni
Grand Syekh Al-Azhar menegaskan bahwa keragaman adalah fitrah manusia yang diciptakan oleh Allah SWT. “Hukumnya manusia akan terus beragam sampai kiamat, hukum kedua selama Allah menjadikan beragam, maka mereka juga akan beragam dari segi keyakinan dan agama,” ujarnya di Auditorium Harun Nasution, UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan. Pesan ini menekankan bahwa perbedaan etnis dan keyakinan merupakan kehendak Ilahi yang harus dihormati dan diterima dengan lapang dada.
Peran Pemerintah dalam Menjaga Kerukunan
Grand Syekh Al-Azhar memuji Pemerintah Indonesia yang telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kerukunan beragama. Ia menyoroti bahwa pemerintah telah berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada saudara-saudara Muslim di Mesir dan mendukung Al-Azhar dalam menyelesaikan konflik serta mengembalikan pengungsi ke tempat asal mereka. “Saya ingin memuji peran Pemerintah Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada saudaranya di Mesir, dan membantu peran Al Azhar untuk mendinginkan berbagai perbedaan, dan mengembalikan pengungsi ke tempat semula berdasarkan persatuan Islam,” katanya.
Pancasila: Fondasi Harmoni dan Kerukunan
Indonesia telah membuktikan bahwa perbedaan dapat disatukan dalam harmoni dan kerukunan melalui Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial yang menjadi fondasi kokoh dalam menciptakan kedamaian di tengah keberagaman. Grand Syekh Al-Azhar menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila relevan dan penting dalam menjaga keharmonisan dan keberagaman di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi.
Kebijakan Inklusif untuk Semua Agama
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) RI, Ali Ramdhani, menyatakan bahwa kunjungan Grand Syekh Al-Azhar juga membawa kekhawatiran akan perpecahan umat beragama. Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi dan menghormati semua agama. Kebijakan yang adil dan inklusif telah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog antaragama.
Pesan Persatuan dan Perdamaian
Grand Syekh Al-Azhar mengingatkan seluruh umat Muslim untuk terus berdakwah dan menyelesaikan perpecahan di dunia. Ia mengingatkan bahwa ada banyak pihak di luar Islam yang mengambil keuntungan dari perpecahan umat Islam. “Saat ini kita tengah mengalami kondisi yang gelap, bahwa dakwah yang terus dilancarkan oleh umat Islam adalah tanggung jawab pertama untuk menyelesaikan perpecahan tersebut, dan ada banyak orang-orang di luar Islam yang mengambil keuntungan dari perpecahan Islam ini, maka kita harus terus bersatu,” tuturnya.
Kesimpulan
Kunjungan Grand Syekh Al-Azhar ke Indonesia bukan hanya simbol hubungan baik antara Indonesia dan Al-Azhar, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga trilogi kerukunan: kerukunan intern umat beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah. Apresiasi yang diberikan oleh Grand Syekh Al-Azhar terhadap peran Pemerintah Indonesia mempertegas bahwa Indonesia, dengan semangat Pancasila, terus berupaya menjadi teladan bagi dunia dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman. Indonesia membuktikan bahwa dengan dasar nilai-nilai Pancasila, perbedaan dapat menjadi kekuatan dalam membangun bangsa yang lebih damai dan harmonis.