Prof Wawan Wahyuddin

MUDIK LEBARAN: Tradisi, Dampak, dan Harapan untuk Perbaikan Sarana

Prof Wawan Bersama Istri, tetap senyum di tengah kemacetan Mudik Lebaran..

Mudik lebaran telah menjadi sebuah tradisi yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Lebaran adalah momen istimewa bagi umat Muslim, sekaligus waktu untuk merajut kebersamaan keluarga. Namun, fenomena mudik bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung, melainkan sebuah pergerakan besar yang memiliki dampak luas, baik positif maupun negatif.

Dampak Ekonomi dari Tradisi Mudik Di sisi ekonomi, tradisi mudik membawa makna mendalam. Pemudik turut berkontribusi pada pemerataan rezeki—dari uang yang dibawa untuk konsumsi di daerah asal, hingga kebutuhan transportasi yang melibatkan berbagai sektor, seperti penggunaan kendaraan, pembelian bahan bakar, dan aktivitas di destinasi tujuan. Perputaran ekonomi ini menjadi dorongan besar bagi wilayah-wilayah yang menjadi tujuan mudik.

Keluhan dan Tantangan di Jalan Namun, di balik manfaat ekonomi, ada tantangan yang terus dirasakan. Seperti yang dikeluhkan oleh Prof. Dr. Wawan Wahyuddin, Rektor UIN SMH Banten, mudik sering kali menjadi pengalaman yang melelahkan dan penuh kegetiran, terutama saat melewati kemacetan yang parah. Ini adalah gambaran umum tantangan yang dihadapi oleh para pemudik. Kemacetan panjang, minimnya fasilitas pendukung seperti penerangan, WC umum, rest area, serta area ibadah yang memadai, menjadi beban tersendiri. Harapan untuk Perbaikan Infrastruktur

Terkadang perjalanan pulang adalah ujian kesabaran, namun dengan perhatian yang tepat terhadap kebutuhan pemudik, tradisi mudik bisa menjadi lebih dari sekadar perjalanan—ia menjadi sebuah kenangan indah yang penuh makna dan kebersamaan (Prof Wawan Wahyuddin)

Dengan dampak yang begitu besar, seyogianya pemerintah lebih fokus memenuhi kebutuhan para pemudik. Fasilitas seperti jalan tol perlu dilengkapi dengan penerangan yang cukup, rest area yang nyaman, toilet umum yang bersih, serta musholla dan masjid yang lebih luas dan layak. Infrastruktur yang mendukung tidak hanya membuat mudik lebih lancar, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih manusiawi bagi pemudik.

Doa dan Aspirasi Doa kami, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Wawan Wahyuddin, adalah agar pemerintah dapat merespon kebutuhan ini dengan lebih serius. Mudik yang mudah, lancar, dan nyaman menjadi impian semua warga Indonesia yang merindukan kampung halaman. Semoga doa dan harapan pemudik dikabulkan, dan tradisi mudik yang indah ini menjadi lebih berkesan untuk masa depan.

https://wawanwahyuddin.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*