Meningkatkan Kualitas Layanan Haji dan Umrah melalui Pendekatan Holistik: Refleksi di Hari Kebangkitan Nasional

Rektor UIN SMH Banten
Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi momentum untuk refleksi dan perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan layanan optimal, berlandaskan nilai keislaman, keadilan, dan kearifan lokal.
Pendekatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang holistik menjadi krusial dalam memastikan layanan yang berkualitas. Monev tidak hanya mencakup aspek teknis seperti fasilitas dan prosedur, tetapi juga harus mempertimbangkan prinsip Al-Quran dan Hadits serta kondisi sosial dan budaya jemaah.
Monev Layanan Ibadah dan Ziarah: Menjaga Kesucian dan Kenyamanan
Al-Quran menegaskan pentingnya kesucian tempat ibadah:
“Dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, yang beribadah, dan yang ruku’ dan sujud.” (QS. Al-Hajj: 26)
Monev harus memastikan bahwa kebersihan dan kenyamanan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi senantiasa terjaga. Hadits juga menekankan pentingnya kemudahan bagi umat:
“Barangsiapa memudahkan urusan orang lain, Allah akan memudahkan urusannya.” (HR. Muslim)
Dalam konteks layanan haji dan umrah, ini berarti menyediakan tempat wudhu, toilet, dan ruang istirahat yang layak, termasuk bagi jemaah dengan kebutuhan khusus. Selain itu, keberagaman jemaah mengharuskan penyampaian informasi dalam berbagai bahasa serta pengelolaan layanan yang inklusif.
Monev Layanan Kesehatan: Menjaga Keselamatan Jemaah
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Ayat ini menjadi dasar pentingnya fasilitas kesehatan yang memadai, dari klinik darurat hingga tenaga medis yang kompeten. Hadits Rasulullah SAW juga menegaskan:
“Setiap penyakit ada obatnya.” (HR. Bukhari)
Monev layanan kesehatan harus meliputi penanganan darurat, edukasi kesehatan bagi jemaah, serta strategi menghadapi cuaca ekstrem. Jemaah lansia dan individu dengan kondisi medis tertentu membutuhkan perhatian khusus, seperti akses kursi roda dan pendampingan saat beribadah.
Monev Layanan Transportasi: Menjamin Keamanan dan Ketepatan Waktu
Transportasi adalah aspek krusial dalam kelancaran ibadah haji dan umrah. Al-Quran menyebutkan:
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan di bumi semuanya.” (QS. Al-Jatsiyah: 13)
Hal ini mengisyaratkan bahwa sistem transportasi harus dikelola dengan profesionalisme dan tanggung jawab. Hadits Nabi SAW menegaskan:
“Allah mencintai hamba yang berkarya dengan profesional.” (HR. Baihaqi)
Monev transportasi mencakup kelayakan kendaraan, keterampilan pengemudi, dan ketepatan jadwal. Selain itu, sosialisasi sistem transportasi bagi jemaah dari berbagai negara juga penting agar mereka tidak mengalami kesulitan saat berpindah tempat.
Monev sebagai Cerminan Kebangkitan Nasional
Hari Kebangkitan Nasional mengajarkan bahwa peningkatan kualitas layanan haji dan umrah bukan hanya tentang operasional, tetapi juga cerminan integritas bangsa. Monev holistik yang mempertimbangkan aspek agama, sosial, dan budaya adalah kunci menuju penyelenggaraan ibadah yang lebih berkualitas.
Melalui sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi model global dalam penyelenggaraan haji dan umrah yang modern dan inklusif. Semoga layanan ibadah ini terus maju, sejalan dengan semangat kebangkitan dan kemandirian nasional.
“Dengan Monev yang tepat, kita wujudkan haji yang berkah dan membanggakan bangsa.”
Referensi
- Al-Quran dan Hadits
- Kajian keislaman dan sosial tentang haji dan umrah
- Laporan pemerintah tentang layanan haji
- Jurnal akademik terkait penyelenggaraan haji dan umrah
- Peningkatan layanan haji di Indonesia
- Transportasi jemaah haji