Resolusi Jihad Jilid II: Generasi Santri Z Didorong Kembangkan Sains dan Teknologi
Hari Santri Nasional kali ini punya makna khusus, apalagi dengan pidato perdana Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Di hadapan ribuan santri, ia membangkitkan semangat generasi santri Z untuk menelusuri kembali jejak kejayaan intelektual Islam.
Bukan sekadar mengenang perjuangan di masa lalu, tetapi meneruskan perjuangan itu ke arah yang baru, yang beliau sebut sebagai “Resolusi Jihad Jilid II.” Apa yang dimaksud dengan Resolusi Jihad ini? Nasaruddin Umar mengajak para santri untuk memahami pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai fondasi menuju masa depan yang lebih baik.
Dari Perjuangan Fisik ke Perjuangan Ilmu
Resolusi Jihad pertama dulunya adalah gerakan para ulama dan santri untuk melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia. Namun kini, medan perjuangan telah berubah. Nasaruddin mengingatkan bahwa saat ini kita tidak lagi berperang dengan senjata, melainkan dengan ilmu. Para santri diminta untuk menggali lebih dalam ilmu sains, teknologi, dan seni, mengikuti jejak para ilmuwan Muslim hebat seperti Al-Hawarizmi dan Ibn al-Haitam. Beliau menegaskan bahwa ini adalah waktunya bagi santri untuk kembali membawa kejayaan bagi umat, kali ini melalui penguasaan ilmu dan teknologi modern.
Belajar dari Para Ilmuwan Islam Klasik
Pada masa keemasan Islam, banyak ilmuwan Muslim yang menjadi pelopor dalam berbagai bidang ilmu. Mereka dikenal gigih mencari pengetahuan hingga menghasilkan karya yang menjadi rujukan dunia. Salah satu contohnya adalah Ibn al-Haitam dalam bidang optik, yang bahkan dijadikan referensi oleh ilmuwan Barat. Di sinilah Nasaruddin ingin para santri Z mengambil inspirasi: bukan hanya belajar demi diri sendiri, tetapi juga untuk memberi manfaat bagi orang banyak.
Mengapa Ilmu Pengetahuan Penting untuk Generasi Z?
Generasi muda saat ini, atau yang kita kenal sebagai generasi Z, menghadapi tantangan global yang sangat berbeda. Untuk bisa bersaing dan berkontribusi, mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Nasaruddin, ini bukan hanya tentang menguasai ilmu semata, tetapi bagaimana santri bisa menggunakannya untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa dan umat Islam. Bayangkan jika santri Z bisa menghasilkan teknologi baru, melakukan inovasi di bidang sains, atau menjadi ahli di berbagai bidang – ini akan menjadi kontribusi nyata dalam membangun peradaban yang kuat dan berdaya saing.
Belajar dari Negara Lain: Misi Besar yang Tidak Mustahil
Pidato ini juga mengingatkan tentang negara-negara seperti Jepang dan China, yang bangkit melalui komitmen besar terhadap ilmu pengetahuan. Jepang, misalnya, dengan Revolusi Meiji, mengutus banyak pemudanya untuk belajar ke berbagai belahan dunia. Hasilnya? Mereka berhasil mengubah negaranya menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan teknologi terkemuka. Hal serupa dilakukan China dalam beberapa dekade terakhir. Langkah-langkah ini adalah bukti nyata bahwa semangat belajar, riset, dan inovasi bisa membawa perubahan besar bagi bangsa.
Membangun Ekosistem Ilmu dan Teknologi di Kalangan Santri
Menurut Nasaruddin, Indonesia juga perlu menciptakan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di kalangan santri. Ini tidak mudah, tetapi bisa dilakukan. Beliau menyoroti pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan, untuk menyediakan fasilitas dan beasiswa yang memadai. Tak hanya belajar dari luar negeri, terjemahan buku-buku ilmiah, penguatan kampus sebagai pusat riset, dan pelatihan ilmiah untuk para santri juga harus digalakkan.
Resolusi Jihad Jilid II: Santri yang Siap Berkontribusi
Bagi santri generasi Z, tantangan ini adalah kesempatan untuk mengambil bagian dalam perjuangan modern yang mendalam. Resolusi Jihad Jilid II bukan hanya sekadar gagasan – ini adalah gerakan yang menuntut keseriusan, ketekunan, dan keberanian santri untuk menjadi pelopor di bidang yang mereka tekuni. Ini adalah tantangan untuk tidak hanya menjadi ahli agama tetapi juga ahli sains, teknologi, dan seni yang dapat membawa perubahan positif.
Dengan semangat Resolusi Jihad Jilid II, diharapkan generasi santri Z bukan hanya menjadi pewaris pengetahuan, tetapi juga pencipta masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan umat Islam. Seperti sabda Nabi, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)